Persilangan monohibrid adalah persilangan
antara dua individu dengan hanya fokus pada sebuah sifat yang berbeda
dari sebuah karakter pada tanaman sejenis. Persilangan ini sering
dikenal dengan persilangan satu sifat beda.
2. Konsep Kenampakan karakter sebuah individu dipengaruhi oleh
susunan basa nitogen di dalam kromosom. Di dalam kromosom terdapat
segmen-segmen DNA yang berisi informasi yang akan diwariskan kepada
keturunannya, segmen DNA dalam kromosom ini disebut dengan gen. Jadi gen
adalah sesuatu yang mempengaruhi kenampakan sebuah karakter.3. Konsep mengenai Kromosom selalu berpasangan, kromosom pasangannya disebut dengan kromosom homolog. oleh karena itu keberadaan gen yang mempengaruhi karakter yang sama dapat dijumpai pada di kromosom homolognya. Hanya saja pengaruhnya bisa sama ataupun berbeda.
Sebagai contoh Anda tentunya mengetahui
bahwa sifat warna pada karakter iris bermacam-macam. ada yang warna biru
ada juga yang warna hitam. topik pembicaraannya hanya sebatas pada iris
saja sedangkan sifatnya adalah merah dan hitam. Jadi di sini saya
menggunakan sebuah karakter saja yaitu iris dengan sifatnya yaitu warna
iris. Iris bisa bermacam-macam karena di bawah pengaruh dari alel yang
memiliki pengaruh yang berbeda terhadap iris.
4a. Anda juga harus menguasai Hukum Mendel I. Hukum ini dikenal
dengan hukum segregasi tentang hukum pemisahan alel. Hukum Mendel I
mengatakan bahwa proses pembentukan gamet yang membawa karakter dan
sifat berpisah secara bebas. Dalam bahasa inggris Hukum Mendel I dikenal
dengan istilah the law of segregation. 4b. Anda juga harus menguasai hukum Mendel II yaitu hukum penyusunan alel terjadi secara bebas. Artinya pada proses perkawinan setiap gametnya akan berpasngan dengan alelnya terjadi secara bebas untuk menyusun alel yang baru.
Selain konsep-konsep di atas Anda harus menguasai dengan baik istilah berikut ini:
1. Alel –> pasangan gen pada kromosom homolog yang memberikan sifat yang berbeda atau sama pada suatu karakter.
2. Gamet –> sel kelamin
3. Genotip –> gen yang mempengaruhi karakter
4. Fenotip –> hasil ekspresi gen yang
dapat ditangkap dengan panca indera manusia. atau dengan kata lain
adalah kenampakan morfologi yang dapat diamati.
5. Parental –> induk yang akan dikawinkan atau disilangkan atau hibridisasi.
6. Filial –> hasil dari proses perkawinan/persilangan/hibridisasi.
- F1 = keturunan I
- F2 =Keturunan II
- Fn = keturunan ke-n
7. Sifat dominan –> sifat alel yang pengaruhnya sangat kuat pada sebuah karakter
8. Sifat resesif –> sifat alel yang pengaruhnya dikalahkan oleh sifat dominan
9. Homozigot –> alel dengan sifat yang sama
10 . Heterozigot –> alel dengan sifat yang berbeda
Setelah Anda pahami dengan baik konsep dan istilah di atas mari kita
pelajari mengenai persilangan monohidbrid. Untuk itu sebaiknya kita
pelajari apa yang telah dilakukan oleh bapak Genetika kita yaitu Gregor
Mendel. GM adalah seorang biarawan yang melakukan penelitian disebuah
kebun. Penelitian yang dilakukannya adalah persilangan pada tanaman Pisum sativum (kacang kapri). Dari penelitiannya itu disilangan antara tanaman yang memiliki :- biji (bulat dan keriput),
- warna kulit biji (kuning dan hijau)
- warna bunga (ungu dan putih)
- tinggi tanaman ( tinggi danpendek) ……. (karakter yang ditulis di sini hanya sebagian saja dari karakter yang diteliti oleh Mendel, masih ada karakter yang lain)
Hal ini berarti dalam keturunan pertama (F1) pada kromosomnya membawa 2 sifat yang berbeda pada masing-masing alel-nya. Artinya Individu induknya (parental) masing-masing hanya terdiri dari alel yang membawa sifat yang sama. Jantan membawa sifat dominan dan individu betina membawa sifat karakter resesif ataupun sebaliknya. Jadi ketika sesama F1 dikawinkan akan memunculkan karakter yang bersifat resesif. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut.
Perhatikan di gambar 2 untuk bagian generasi parental. Pada gambar tersebut terlihat dua individu yang disilangkan, masing-masing bersifat homozigot. Satu tanaman homozigot resesif (tt)sedangkan tanaman yang lain homozigot dominan (TT).
Sebagai akibatnya setiap individu akan mengalami meiosis dan akan menghasilkan 1 macam gamet. Homozigot dominan akan menghasilkan gamet tinggi dominan (T), sedangkan individu yang lain akan menghasilkan gamet pendek resesif (t). dan ketika terjadi persilangan gamet jantan dan gamet betina akan bertemu dan menghasilkan individu dengan gamet Tt. Artinya individu baru ini akan memiliki kenampakan tanaan tinggi. Contoh ini dapat digunakan untuk menjelaskan mengenai genotip dan fenotip . sifat tinggi adalah fenotip,sedangkan Tt adalah genotip.
Pada persilangan berikutnya saya akan menjelasan mengenai hukum Mendel I. perhatikan persilangan ke-2. Pada persilangan kedua dilakukan persilangan antara F1 dengan F1 yang lain. Artinya tanaman tinggi dengan genotip Tt disilangkan dengan tanaman tinggi yang bergenotipTt juga. Kembali kita ingat Hukum Mendel I yaitu bahwa alel akan berpisah secara bebas. Artinya Alel pada setiap individu yang akan disilangkan dengan komposisi Tt (membawa sifat tinggi dan rendah) akan memisah pada waktu proses meiosis menjadi T dan t.

gambar
3. Skema pemisahan alel/pembentukan kemungkinan gamet (hukum Mendel I-4
keterangan dengan 4 bola putih); penyusunan alel kembali (Hukum Mendel
II-keterangan dengan 4 bola warna merah)
Jadi pada akhir pembuahan bisa dihasilkan individu dengan karakter genotip TT, Tt dan tt. Hanya saja nilai kemungkinannya atau persentasenya saja yang berbeda. Untuk spesies yang menghasilkan keturunan yang banyak dalam sekali perkawinan maka digunakan persentase sedangkan jika spesiesnya manusia yang umumnya menghasilkan sati individu dalam setiap perkawinannya maka digunakan istilah kemungkinan.
Pada contoh gambar diatas maka kemungkinan yang terjadi dari hasil perkawinan untuk genotip TT adalah 1 diantara 4, Tt adalah 2 diantara 4, tt 1 diantara 4. darihasil perkawinan dihasilkan persentase :
- genotip TT adalah 1/4 x 100% = 25% (tanaman tinggi homozigot)
- genotip Tt adalah 2/4 x 100% = 50% (tanaman tinggi heterozigot)
- genotip tt adalah 1/4 x 100% = 25% (tanaman rendah)
Demikianlah penjelasan mengenai konsep-konsep dalam memahami hukum mendel . Untuk memahami lebih lanjut, silahkan ikuti uraiannya pada persilangan dihibrid pada postingan berikutnya.